RSS

Minggu, 11 Mei 2014

Artikel Farmakologi anti TBC



Sumber : http://ririhavifidyaningsih.blogspot.com/
ANTITUBERKULOSIS ( TBC )
       


Penyakit  Tuberkulosis ( TBC ) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri  Microbakterium Tuberkulosis, bakteri ini menyerang siapa saja pria maupun wanita tanpa memandang usia. Pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil diparu-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr.Rober Koch ( 1882 ).

Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteriMicrobakterium Tuberkulosis terbawa pada saat seseorang batuk lalu mengeluarkan dahak. Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan berkumpul di paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat apalagi yang mempunyai daya tahan tubuh rendah.
        
TBC masih merupakan masalah utama dengan tingkat kematian akibat campak sebanyak sepuluh persen. Bahkan penyakit seperti kusta sekarang dikenal sebagai penyakit Hansen, masih lazim.
    
BAB II. ISI         

  Anti Tuberkulosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.

  Gejala TBC antara lain, batuk kronis, berkeringat waktu malam, keluhan pernafasan, perasaan letih, hilang nafsu makan, berat badan menurun, dan rasa nyeri dibagian dada. 

  Dahak penderita berlendir dan mengandung darah. Sering kali sistem tangkis  tubuh yang sehat dapat memberantas kuman, tapi pada sistim imun yang lemah ( anak-anak, manula, pasien AIDS ) menjadi radang paru yang hebat.
  
  Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkit kuman TBC adalah tulang, ginjal, kulit dan otak. Diorgan-organ ini timbul abses bernanah disertai pembrngkakan limfe. Tanpa pengobatan dapat terjadi kerisakan hebat  yang fatal. Sampai saat ini diindonesia penyakit TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:
a. Masih  kurangnya kesadaran untuk hidup sehat
b. Perumahan yang tidak memenuhi syarat ( ventilasi dan masuknya cahaya matahari )
c. Kebersihan / hygiene
d. Kurang gizi / gizi tidak baik
         
  Jenis-jenis TBC:
a. TB Paru-paru
b. TB Kulit
c. TB Tulang
d. TB Otak
e. TB Ginjal

  Penularan kuman TBC dapat melalui:
a. Saluran pernafasan ( sebaiknya penderita menurtup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau  bersin ).
b. Lewat makanan dan minuman.

 Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik.

   Cara pencegahannya:
1. Menggunakan vaksin  BCG ( Basil Calmette Guerin ).
2. Melakukan tes Mantoux.

   Pengobatan

Pengobatan terdiri dari dua fase, yaitu:
1.  Fase intensif terdiri dari: Isoniazid, Rifamfisin, dan Piraziamid selama 2 bulan. Untuk mencegah resistensi dapat ditambahkan etambutol untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Fase pemeliharan menggunakan Isoniazid, dan Rifamfisin selama 7 bulan.
    
Tujuan pengonbatan kombinasi
a. Mencegah resistensi
b. Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal
c. Mengurangi efek samping.

        Penggolongan
a.Obat primer: Isoniazid, Rifamfisin, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin ( kanamisin,amikasin).
b.Obat sekunder: Klofazimin, Fluorkinolon, Sikloserin, Rifabutin, dan PAS.


    
   Informasi obat dengan resep dokter:
1. Rifampisin
    Indikasi            : pengobatan tuberkulosis, lepra meningitis.
    Efek samping : mual, muntah, diare, pusing, gangguan penglihatan.
    Peringatan      : perlu penerangan rifampisin menyebabkan warna merah pada urin, tinja, liur,
                               dahak, keringat, dan air mata.
    Sediaan           : kapsul 300 mg, 450 mg, kaptab 600 mg.

2.  Ethambutol
     Indikasi                      : tuberkulosis dengan kombinasi bersama obat lain.
     Efek samping           : neuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis perifer.
     Sediaan                    : tablet 250 mg, 500mg.
     Cara penyimpanan : wadah kedap udara.

3. Isoniazid
    Indikasi              : tuberkulosis, kombinasi dengan obat lain.
    Khasiat tuberkulosis paling kuat dibanding obat lain.
    Efek samping   : neuritis perifer ( gangguan saraf dengan gejala kejang-kejang ) yang dapat
                                 dicegah dengan pemberian pyrodoxin ( vitamin B). INH kalau digunakan    sebagai obat tunggal, resistensinya sangat cepat.
    Sediaan             : tablet 100 mg, 300 mg.

4. Pirazinamid
    Indikasi                : tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, diperkuat oleh isoniazida.


    Efek samping      : hepatoktosin ( menimbulkan kerusakan hati ) terutama pada dosis
                                      lebih dari 2 g/hari.
  Sediaan                  : tablet 500 mg.
  Cara penyimpanan: wadah kedap udara terlindung dari sinar.

     
Spesialite obat-obat TBC
NO
GENERIK dan LATIN
DAGANG
PABRIK
1.



2.


3.


4.


5.


6.



7.
ISONIAZID



RIFAMPISIN


PIRAZINAMID


ETHAMBUTOL HCL


ISONIAZIDA-Vit B6

INH+Vit B6+Ethambutol



RIFAMFISIN+INH
INH Ciba
Pehadoxin
Inoxin

Rif
Rifamtibi

Pezeta-Ciba 500
Prazina

Cetabutol
Etibi

Pehadixin
Inoxin

Intam 6
Metham
Mycotambin-INH Forte

Rimactazid
Ramicin-ISO
Sandos
Phapros
Dexa Medica

Armoxindo
Sanbe

Sandoz
Armoxindo

Soho
Rocella

Phapros
Dexa Medica

Aventis
Promed Rahardjo
United American

Sandoz
Westmont Medifarma




0 komentar:

Posting Komentar