MEMBUAT TABLET DENGAN KECEPATAN DISOLUSI ZAT AKTIF MAKSIMUM
FORMULASI TABLET
Bahan Pengisi
Kecepatan disolusi zat aktif dari sediaan tablet dapat
dipengaruhi oleh bahan pengisi tablet yang digunakan. Pemakaian amilum sebagai
bahan pengisi dengan konsentrasi 5-20% diketahui dapat meningkatkan kecepatan
disolusi zat aktif karena adanya amilum berfungsi juga sebagai disintegran.
Bila waktu hancur lebih cepat dapat diharapkan kecepatan disolusi juga
meningkat. Underwood dan Cadwallader meneliti kemampuan beberapa jenis amilum
dalam meningkatkan disolusi zat aktif dari sediaan tablet, dan hasilnya adalah
kemampuan meningkatkan disolusi pada amilum kentang >amilum jagung>amilum
garut (ararut)> amilum beras , bila pengujian disolusi menggunakan pengaduk
tipe ‘stirring’. Sedangkan bila digunakan pengaduk tipe ‘oscillating’ maka
kemampuan meningkatkan kecepatan disolusi pada amilum jagung>amilum
beras>amilum garut>amilum kentang.
Disintegran
Disintegran adalah bahan yang digunakan untuk memecahkan
tablet bila tablet terpapar pada lingkungan berair. Pemilihan disintegran yang
baik umumnya akan mengantar pada peningkatan kecepatan disolusi. Secara umum
dikenal enam golongan disintegran yaitu golongan amilum, ‘clay’, selulose,
alginat, ‘gum’ dan lain-lain. Dari enam golongan itu ada yang dikenal dapat
dipakai luas untuk berbagai macam zat aktif dan memberi waktu disintegrasi yang
cukup pendek. Disintegran itu antara lain sodium starch glycolat
(Primojel/Explotab), Starch 1500 (keduanya ini dari golongan amilum dengan
beberapa modifikasi) dan Ac-Di-Sol yaitu sutu bentuk ‘crosslink’ dari
karboksimetilselulosa natrium.Agar dapat membantu meningkatkan kecepatan
disolusi harus dipilih disintegran yang memeberikan waktu hancur yang singkat
tetapi juga cocok untuk zat aktif yang digunakan.
Lubrikan
Fungsi utama lubrikan adalah untuk mengurangi friksi pada
antar partikel dan antara permukaan tablet dan dinding die selama pencetakan.
Seringkali lubrikan juga berfungsi sebagai antiadherent dan glidan.
Antiadherent itu untuk mencegah perlengketan ke punch dan dinding die. Sedang
glidan untuk memperbaiki aliran granul/serbuk. Pemakaian lubrikan dan waktu
pencampurannya yang tidak tepat dapat menurunkan efektivitas disintegran.
Lubrikan hidrofobik seperti magnesium stearat akan membentuk film hidrofobik
yang tipis di sekeliling eksipien tablet sehingga mencegah penetrasi air
melewati pori tablet dan menunda disintegrasi tablet, dan biasanya hal ini
dapat berpengaruh pada kecepatan disolusi zat aktifnya. Karena itu pemakaian
lubrikan harus dalam jumlah yang tepat dan waktu pencampurannya dengan seluruh
eksipien (serta zat aktif) harus dalam waktu yang tepat pula agar tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap waktu hancur dan disolusi zat aktifnya.
Sebaliknya Natrium Laurilsulfat bila digunakan sebagai lubrikan akan meningkatkan
kecepatan disolusi zat aktif. Hal ini terutama karena natrium lauril sulfat
meningkatkan pembasahan dan penetrasi pelarut ke dalam tablet dan granul
sebagai akibat dari turunnya tegangan permukaan antara permukaan partikel
tablet dan pelarut (media disolusi).
Umumnya dengan evaluasi berbagai faktor, golongan logam
stearat (magnesium/kalsium/natrium) paling baik digunakan sebagai lubrikan
asalkan dalam jumlah kecil (<1%) dan dicampur dengan matriks (bahan-bahan)
tablet dalam waktu yang cukup singkat. Tetapi bila bila karakteristik disolusi
dari zat aktif yang hidrofobik sangat ingin ditingkatkan maka bisa digunakan
surfaktan seperti natriun lauril sulfat sebagai lubrikan.
Bahan Pengikat
Bahan pengikat adalah zat yang ditambahkan untuk menambah
kohesivitas atau kualitas ikatan dari serbuk bahan tablet untuk menjamin tablet
tidak mudah pecah sesudah pencetakan. Bahan pengikat digunakan pada tablet yang
dibuat dengan metoda granulasi basah.Yang termasuk bahan pengikat adalah
larutan gelatin, amilum, gula, gum alam (akasia, tragakan) dan gum sintetik
(polietilen glikol, polivinilpirolidon, veegum dan karboksimetilselulosa).
Metoda granulasi basah diketahui dapat meningkatkan
kecepatan disolusi zat aktif yang kurang larut dengan cara membuat permukaan
partikel menjadi lebih hidrofilik. Solvgang dan Finholt meneliti disolusi
granul fenobrbital, fenasetin dan prednisolon lebih baik dibanding disolusi
serbuknya. Disamping itu terbukti bahwa disolusi tablet hasil pencetakan
granulnya juga lebih baik dari disolusi granulnya. Hal ini disebabkan oleh
karena tablet menjadi lebih mudah terbasahi dan kenyataan bahwa adanya
deformasi granul selama pencetakan meningkatkan luas permukaan sehingga
pembasahan menjadi lebih efektif lagi. Pemilihan bahan pengikat harus
disesuaikan dengan zat aktif dan dalam jumlah tepat agar diperoleh kualitas
pengikatan yang diinginkan tetapi tidak mempengaruhi kualitas disintegrasi
tablet dan disolusi zat aktifnya.
Zat Tambahan Lain
Zat tambahan lain di sini misalnya adalah surfaktan, zat
pewarna dan komponen salut. Ada kalanya dalam formula tablet ditambahkan
surfaktan terutama untuk tablet yang memiliki sifat permukaan hidrofobik dan
kelarutan kecil. Penambahan dalam jumlah kecil ( Penambahan dalam jumlah besar (>harga konsentrasi misel
kritik) surfaktan berfungsi untuk meningkatkan kelarutan zat aktif dengan cara
membentuk misel dengan zat aktif sehingga hal ini akan meningkatkan disolusi
juga.
Ada kalanya tablet perlu diberi warna sehingga dalam
formulanya ditambahkan zat warna yang larut air. Kadang-kadang adanya zat warna
ini dapat menurunkan kecepatan disolusi zat aktif . Hal ini terjadi pada
disolusi Sulfatiazol yang diketahui menurun dengan adanya FD&C Blue No.1.
Efek pengurangan disolusi ini disebabkan oleh molekul zat warna teradsorpsi pada
permukaan partikel zat aktif sehingga mengahalangi disolusinya. Karena itu
perlu kehati-hatian pada penambahan zat warna pada formula tablet agar tidak
terjadi pengaruh pada kecepatan disolusi zat aktifnya.
0 komentar:
Posting Komentar